Sinar Bulan Dari Matahari



                Manusia adalah makhluk yang diciptakan paling sempurna diantara makhluk lainnya. Manusia dapat merasakan cinta dan kasih sayang, dan bagiku manusia yang paling berharga adalah ibu kandungku. Bagaikan matahari yang selalu menyinari rembulan, tampanya bulan tak akan pernah terlihat oleh manusia ketika dimalam hari. Semua di dunia ini adalah titipan harta, benda, jabatan, bahkan istri semua akan kembali kepada tuhan kita. Akan tetapi ibu adalah suatu anugrah paling berharga yang diberikan tuhan dan bukan sebuah titipan. Yang harus kita rawat dan jaga karena sejak kecil kita telah dirawatnya hingga dewasa.

                Sembilan bulan ibu menggandungku dengan kasih sayang mu yang tak pernah terhenti walau setiap kegiatan menjadi lebih berhati – hati. Meski di masa dewasa kelak engkau tak akan tahu perlakuanku terhadap ibu seperti apa kasih sayangmu tak pernah surut. Sejak kecil engkau selalu mengingatkan aku pada tuhan semesta alam ALLAH SWT. Serta mengajarkan kehidupan sehari – hari dari teladan rosul nabi Muhammad SAW. Ibu selalu memberikan apapun yang aku inginkan sampai teriang selalu pesanmu “itu sebuah kebutuhan atau keinginan, lebih baik uangnya ditabung buat kebutuhan sekolahmu. Dan aku tetap merengek meminta sesuatu itu dan engkau belikan dengan senyuman manismu. Sungguh mulianya kasih sayangmu terhadap aku. Ketika aku sakit ibu menemani dan merawatku dan memberi motivasi untuk bangkit mengingatkan. Ini semua bukan lain adalah untuk kebaikanku bagaikan gerhana bulan mungkin sakitmu sebab dari perbuatan dosa yang pernah kamu lakukan, ibu sudah memperingatkan dan kamu tetap melakukan kesalahan itu (bumi yang menutupi sebagaian sinar yang diberikan Matahari kepada bulan). Dengan pengalaman sakit ini engkau terus memberi motivasi dan pengertian hidup. Sehingga di lain waktu engkau dapat menyinari aku sampai terlihat seluruh permukaan bulan itu.

                Mulai beranjak dewasa aku harus berusaha membalas budi semua jasa dan pengorbanan yang telah ibu berikan. Walaupun aku tahu takakan mampu membalas budi seorang ibu, akan tetapi aku harus tetap berusaha. Ibu hanya ingin anaknya jauh lebih baik dari orang tuanya. Sebenarnya itu permintaan yang mudah akan tetapi untuk menjalankannya begitu banyak halang rintang. “Perumpamaan aku sebuah rembulan yang mendapat sinar motivasi darimu yang akan selalu menyinari bumi dimalam hari ketika engkau tenggelam. Orang lain akan selalu melihat kegagalan kita kesalahan kita terkecuali ibu. Engkau selalu tabah dan mendoakan hal yang baik bagi anakmu jatuh bangunku selalu engkau bimbing. Sehingga saat ini aku dibangku kuliah sementara engkau sendiri di rumah engkau merelakan anakmu menitih ilmu demi masa depannya


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketilang Di Ibukota

Santapan Khas Santri

berimimajinasi Film