Di Hari Yang Fitri

Tidak terasa 2 bulan lagi kita sudah memasuki bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah dimana bulan yang di tunggu -  tunggu umat muslim se-dunia.  Dengan menjalankan perintah tuhan. Puasa 30 hari lamanya tidak makan dan minum selama lebih dari 12 jam. Setelah kurang lebih dari 30 hari lamanya kewajiban selanjutnya umat muslim merayakan hari raya idul fitri. Tradisi turun temurun di Indonesia khususnya umat muslim merayakan hari raya Idul Fitri dengan mendatangi rumah -  rumah tetangga, sanak family,  guru dan teman untuk bersilaturahmi berma'af -  ma'afan dan saling berbagi.
Saya kali ini akan menulis kebahagiaan dalam keluarga besar saya,  tahun lalu tepatnya tahun 2015. Tradisi dalam keluarga besar saya, momen hari raya Idul Fitri ini kami gunakan untuk berkumpul bersama. Dari rumah yang jauh maupun dekat kami berkumpul di rumah nenek yang beralamat kab jombang lokasinya tidak jauh dari pt kimia farma tbk.  banyak hidangan yang di sajikan untuk keluarga dan para tamu silaturahim. salah satu menu wajib tahunan keluarga saya adalah kare ayam dan bakso. kare untuk porsi besar dan baksonya buat yang takut gendut heheh, mungkin di keluarga pembaca ada menu andalan yang wajib sama seperti keluarga saya. Sebelumnya itu saya melaksanakan sholat Idul Fitri bersama keluarga kecil di desa begitu juga keluarga yang lainnya mereka sholat ID di desanya masing - masing.  Setelah itu kami berkumpul di rumah nenek kebetulan keluarga besar saya tinggal berjarak beberapa desa saja, sehingga pada pukul 09 : 00 WIB sudah berkumpul semua.  Rumah saya dengan nenek hanya beberapa ratus meter ke arah timur, sehingga keluarga kecil saya datang terlebih dahulu di rumah nenek usai sholat ID.  Berma'af - ma'afan bersimpu di hadapan orang tua saya dengan mengucap " Taqabalallahu Minna Wa Minkum, Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Ma'af Lahir Batin" dan beberapa permintaan ma'af rutin setiap tahun dilakukan.  Kemudian Berma'afan ke nenek dan kakek,  tidak berapa lama kemudian saudara saya berdatangan dengan keluarga kecilnya satu per satu. Jumlah saudara ibu ada enam jadi kebayang berapa banyak saudara di keluarga besar penulis. Kami saling berma'af - ma'afan, bercanda, bergembira,  dan saling sapa dengan tetangga yang berkeliling ke rumah nenek untuk silaturahmi. Agenda selanjutnya kami menyantap jamuan wajib yang di sediakan nenek tadi pagi sebelum sholat ID yaitu KARE AYAM heeemm..  Kami makan bersama di ruang tengah karena di ruang tamu juga banyak tamu berdatangan. Setelah semua tenaga terisi kami foto bersama, cekrek cekrek salah satu saudara ku yang memfoto, yaaaah jadi kurang satu orang nih hasil jepretannya. Selanjutnya kami berkeliling ke rumah tetangga akan tetapi nenek kakek tetap berada di rumah menjaga rumah serta menunggu tetangga yang ingin bersilaturahmi, untuk saya para cucu dan saudara yang masih kuat dan alhamdulillah sehat berkeliling tetangga untuk meminta maaf lahir dan batin.  Kami berjalan kaki dari rumah ke rumah, suasana di jalan raya pun banyak sepedah motor ber-lalu lalang berbusana muslim new edition akan tetapi tanpa menggunakan helm 😂😂😂 "sungguh panggaran yang membudidaya"  pikirku. Setelah berma'afan selesai tinggal saya menunggu angpau hhhhh😅😅.  Terkadang saya suka kesel jika di kasih angpau akan tetapi udah gede, nolak kata orang "rizky itu nggak boleh di tolak nak", tidak kehabisan akal dalam pikirku " halah setahun sekali saja hhh terima laaah.... ini kebahagiaan sesungguhnya saat Idul Fitri. Hari sudah siang saudara -  saudara kami berpamitan pulang ke kerabat masing2, begitu juga keluarga kecil saya.

Rute selanjutnya rumah nenek dari ayah kebiasaan di sana agak berbeda karena ada beberapa keluarga  bertempat tinggal di Sidoarjo dan Surabaya. Oh ya rumah nenek saya satu ini di Mojokerto.  untuk tradisi khas hidangannya rawon kadang sayur lontong. Agenda berkeliling ke saudara yang lebih tua seusai sholat duhur, kami memakai kendaraan motor dan mobil. Kira -  kira setelah asar  baru kita sampai di rumah nenek lagi.  malam harinya sebagaian saudara yang tidak terlalu repot dengan kerja menyempatkan menginap 1 hari di sana berkumpul bersama bersendagurau dan melakukan hal positif lainnya untuk menjalin hub keluarga besar yang harmonis. Pesan dari My Father kebahagiaan tidak akan tercipta kalau kita tidak menciptakannya sendiri yaitu rasa syukur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketilang Di Ibukota

Santapan Khas Santri

berimimajinasi Film